Sabtu, 10 Mei 2008

ganasnya sopirku



Kisah ini terjadi sejak setahun yang lalu dan herannya aku tidak
dapat melepaskan dirinya dari sisiku. Panggil saja aku Emma. Sejak
usiaku 20 tahun aku menjadi bintang iklan dan foto model, dan saat
ini usiaku 27 tahun jadi sudah 7 tahun aku malang melintang di dunia
modelling. Sejak aku sibuk menjadi model, ayah memberiku sebuah
mobil sedan dan aku sendiri yang menyupirnya.



Karena makin lama aku makin banyak iklan yang kubintangi, otomatis
kesibukanku juga makin bertambah. Kalau pulang ke rumah pasti di
atas jam 12.00 malam. Karena terlalu sering pulang malam habis
syuting dan tidak enak karena mengganggu tetangga tempat tinggal
ayah, atas persetujuan ayah dan ibuku, aku menyewa apartemen di
daerah Kuningan dari hasilku menjadi model.



Akhirnya sejak 2 tahun lalu aku tinggal di apartemen beserta seorang
pembantu (Menik). 6 bulan aku sudah tinggal di apartemen itu. Suatu
malam ketika aku pulang secara tidak sadar aku menubrukkan mobilku
ke pohon, untungnya aku tidak cedera berat, namun hal itu membuat
diriku trauma untuk membawa mobil sendiri dan selama hampir 3 bulan,
aku menggunakan Taxi untuk mengantarku syuting iklan.




Pada suatu hari, temanku mengajurkan untuk menggunakan jasa supir.
Akhirnya setelah kutimbang-timbang, suatu hari temanku mengantarkan
supir ke apartemenku. Pada awalnya aku agak ragu setelah melihat
wajah (sebut saja David) untuk menjadi supirku. Terus terang aku
agak takut karena dia berasal dari Timur Indonesia, orangnya
berkulit hitam legam, usia sekitar 53 tahun, orangnya tinggi besar
dan berbulu. Namun kata temanku, dia biasa mengendarai mobil-mobil
otomatic dan pernah menjadi supir dari salah satu kedutaan. Akhirnya
dengan segala pertimbangan David resmi menjadi supir pribadiku.



Sejak saat itu aku berpikir untuk memilih mobil baru, karena mobil
sedan yang ayah belikan untukku tidak pernah kuperbaiki sejak
kecelakaan tersebut. Mobil yang kugunakan adalah keluaran Korea. Dan
memang rupanya David selain ahli dalam menyupir (menyupirnya tenang
dan hati-hati), sopan terhadap diriku (jadi bodyguard-ku), ternyata
dalam hal melayani nafsu seksku dia juga ahli.



Kejadiannya kira-kira satu tahun lalu, malam itu jam 02.30 aku
pulang dari acara pembubaran panitia iklan salah satu produk
makanan. Karena pada acara tersebut ada minuman yang memabukkan, aku
agak sempoyongan ketika dipapah temanku masuk mobil dan Pak David
terkaget-kaget dari tidurnya. Setelah itu David langsung
menggantarku pulang ke apartemen.




Dalam keadaan setengah mabuk, berat rasanya untuk naik lift sendiri,
setelah sampai di parkiran apartemen, kuminta David mepapahku ke
kamarku di lantai 37. Tubuhku mengelayut di tubuh David. Sampai di
pintu kamar, kunci kamar lepas dari tanganku karena aku makin
pusing. Dengan cekatan David mengambil kunci yang terjatuh, secara
otomatis tubuhku juga lunglai dan dengan cepat juga David membopong
tubuhku, lalu membuka pintu dan masuk apartemen. Aku dibopong hingga
masuk kamar tidurku, lalu direbahkannya tubuhku di tempat tidur.
David lalu keluar kamar tidurku.



Setengah jam kemudian karena aku tidak dapat tertidur akibat
kepalaku pusing dan aku merasakan mual ingin muntah, aku berteriak
memanggil Menik pembantuku untuk membantuku bangkit. Tapi yang masuk
kamar bukan Menik melainkan David.

"Ada apa Non..? Menik khan lagi pulang kampung.."

"Oh.. iya.. aku lupa.. tolong.. Pak.. saya mau muntah."

"Kemana.. Non..?"


"Tolong.. ke kamar mandi.."

David lalu membopongku ke kamar mandi. Sampai di sana aku pun
langsung muntah.



Setelah selesai, David membopongku kembali ke kamar tidur, namun
secara tidak sengaja rok yang kukenakan tersingkap hingga terlihat
celana dalamku yang berwarna hitam model cawat oleh David disaat dia
merebahkan tubuhku di tempat tidur. David pun langsung berubah
menjadi buas dan kasar. Dia langsung menggosokan tangannya di pahaku
yang putih mulus dan vaginaku yang masih tertutup celana dalam
diremas oleh tangannya. Aku hanya dapat mendesah dan tidak dapat
berbuat apa-apa untuk menolaknya, karena badanku yang lemas sehabis
muntah.



David pun makin kasar, celana dalamku langsung ditarik ke bawah
hingga betis lalu jari-jarinya mulai dimainkan di vaginaku. Aku
hanya dapat melengguh dan mendesah ketika jarinya dimainkan di
vaginaku.

"Ahhh.. aahh.. sshh.. sshhh.. awghh.."


Jari-jari tangan David ditusukkan makin ke dalam vaginaku. Aku sama
sekali tidak dapat berbuat apa-apa terhadap apa yang David lakukan
padaku karena pusing di kepalaku makin berat dan tubuhku sama sekali
tidak bertenaga. Karena aku tidak dapat berpikir jernih, David makin
menggila menguasai tubuhku.



David mulai menjilati pahaku yang putih nan mulus, makin lama makin
ke atas hingga liang vaginaku terjilat oleh lidahnya yang agak kasar
permukaannya. Aku makin terbawa arus kenikmatan dan bukannya
berontak terlebih-lebih ketika lidahnya menemukan biji klitorisku
dan disedot-sedot oleh lidahnya hingga aku pun melintir dan
menggelinjang nikmat.

"Arhh.. arghh.. sshh.. sshhh.. oohh.. oohh..! Pak.. David.. terus..
Pak.. trus..!"

Aku malah berceracau tidak karuan. David pun makin menyedot
klitorisku lebih gila karena kusuruh.



Setelah hampir 15 menit lamanya vaginaku disedot oleh David
(supirku), aku pun berontak, dimana kepala David yang ada di
selangkanganku kuremas dan keluarlah dari vaginaku cairan yang
langsung dijilat dan ditelan habis oleh David hingga tidak bersisa.
Tubuhku makin lemas setelah cairan yang keluar dari vagina dengan
banyak. Hal ini berbeda dengan David yang makin ganas, bajuku
langsung dirobek, begitu juga BH-ku hingga aku benar-benar bugil
dibuatnya. Payudaraku yang 36B terbungkus kulit putih bersih nan
mulus terbuka tanpa penutup, dan terus terang baru sekali ini aku
bugil dilihat oleh seorang laki-laki seumur hidupku, dan yang
beruntung adalah supirku sendiri. Pacar-pacarku terdahulu pun belum
seuntung supirku.




David yang belum puas menikmati klitorisku tadi, langsung melepaskan
baju dan celananya hingga bugil. Mataku langsung melihat batang
kemaluan David yang panjang, gede, besar dan hitam menggelantung
dengan tegang dan keras di antara pahanya yang kulitnya hitam legam.
Saking hitamnya tubuh David, sampai terlihat mengkilap karena
keringatnya mulai menetes dari pori-porinya.



David lalu naik ke atas tubuhku dan jongkok di perutku, batang
kejantanannya menggelantung tepat di wajahku. Aku mulai berontak,
kugelengkan wajahku, aku tidak mau menggulum kejantanannya, karena
selain hitam dan besar, penis David mengeluarkan bau yang agak aneh.
Tapi David rupanya lebih pintar, hidungku dibekap oleh tangannya
sehingga aku sulit bernapas, mau tidak mau aku harus bernapas dengan
mulut.



Begitu mulutku terbuka untuk bernapas, tangannya yang memegangi
penisnya langsung menyodokkan kejantanannya masuk mulutku. Aku pun
tersedak oleh batangnya yang ada di mulutku. Aku berusaha berontak,
namun lagi-lagi hidungku dibekap hingga disaat mulutku terbuka makin
lebar batangnya ditekan lagi lebih ke dalam mulutku. Aku makin
tersedak karena batang David rasanya menyentuh amandelku. Namun
rupanya walau sudah menyentuh amandelku, batang kejantanan David
belum sepenuhnya masuk dalam mulutku. David mencoba menyodokkan
lebih ke dalam lagi batangnya dalam mulutku hingga terasa sampai
kerongkonganku hingga aku terbatuk-batuk.




David lalu melonggarkan dengan menarik kemaluannya sehingga aku
dapat bernapas, tapi lalu dia menyodokkan lagi penisnya masuk ke
dalam mulutku hingga aku tersengal dan terbatuk-batuk lagi,
sedangkan hidungku tetap ditutup oleh tangannya. Otomatis mataku
mulai berair menahan rasa sakit di kerongkonganku. David terus
melakukannya selama hampir 1 jam sampai cairan putih kental, rasanya
aneh dan berbau memenuhi mulutku.



Aku berusaha mengeluarkan cairan itu dari mulutku dengan menahan
napas agar cairan itu tidak masuk, tapi David menyodokkan lagi
kemaluannya sehingga cairan yang bau dan rasanya aneh tertelan juga
yang membuatku terbatuk-batuk.

"Nah.. gitu dong... Bu. Cairan David.. harus Ibu telan. Gimana
rasanya, enak.. khan..?"

"Bangsat loh.. Sialan loh Vid..! Keluar kamu dari rumah saya..!"

Kumarahi dan kumaki David yang telah menyiksaku. Memang pada saat
David menjilati klitorisku, aku merasakan nikmat, namun hal yang
baru saja dia perbuat terhadapku membuat diriku tersiksa.




Namun David rupanya semakin gila dan ganas. Tubuhku lalu ditariknya
ke sisi tempat tidur, kakiku direnggangkannya dan diletakkan di
pundaknya. Batang kemaluannya ditempelkan pada vaginaku, lalu dengan
jarinya dibukanya vaginaku dan dimasukkan kejantanannya ke dalam
vaginaku. Vaginaku yang masih rapat karena belum pernah dimasuki
kemaluan siapa pun merasa seperti dirobek.

Aku meringis kesakitan, "Akh.. akhh.. sakit Vid.. sakit..!"



Kejantanan David mulai membongkar vaginaku yang masih rapat dan
sempit. Disodokkannya batangnya yang hitam, panjang dan besar itu ke
vaginaku.

Aku dibuatnya menjerit-jerit menerima sodokan itu di vaginaku,
"Akh.. sakit Vid.. kontolmu besar sekali.."


"Gimana Bu rasanya..? Nanti juga enak kok.. Bu.."



Payudaraku yang ranum, terbungkus kulit yang putih bersih pun dan
ukurannya 36B sudah dilahap oleh mulutnya, dicucup, disedot dan
digigit putingnya. Aku makin lama makin menggelinjang mengikuti
irama permainannya. Walaupun tubuh David hitam legam sedang berada
di atas tubuhku yang putih mulus, makin lama permainan kami membuat
tubuhnya mengkilat karena keringat yang menimbulkan aroma bau yang
tidak enak, yang membuatku ingin muntah lagi, namun vaginaku rasanya
makin enak setelah semua batangnya masuk ke vaginaku.



"Argh.. argh..! Vid, kontolmu enak sekali.. walau tubuhmu bau..
keringat.. argh.. arghh.. Trus.. Vid.. trus..! Kontolmu nikmat
sekali.."

David terus menghujamkan kemaluannya ke dalam vaginaku. Perasaan ini
sama sekali belum pernah kurasakan dalam hidupku. Tapi karena
nikmatnya, aku merasa tidak memperdulikan apakah laki-laki yang
menikmati vaginaku itu supirku sendiri.




David pun juga terus melumatkan payudaraku dengan putingnya
digigit-gigit, yang membuatku makin menggelinjang.

"Vid.., gila..! Enak buanget kontol lu, argh.. argh..!" kataku
menanggapi kelakuannya.

"Bu.. memek Ibu juga.. nikmat banget..! Kontol saya kayak
diperas-peras..! Enak buanget.. Bu." jawabnya sambil terus melakukan
gerakan yang membuatku terasa nikmat.



Hampir satu jam kemudian, vaginaku terhujam batang kejantanannya
David. Aku pun memberontak dan mengelepar ke kiri dan kanan, sambil
kujambak rambutnya yang hitam ikal. Vaginaku terasa sakit luar biasa
dengan mengeluarkan cairan putih kental dan berdarah, namun nikmat
bukan kepalang. Cairan itu membasahi kemaluan David yang masih
tertanam di vaginaku. Saking banyaknya cairan itu sampai keluar
hingga meluber ke pahaku.




"Argh.. arghh.. Vid. Aku keluar nich..! Argh.. argh.. sakit Vid,
namun.. enak buanget deh..! Aku sampe.. lemas nih..! Argh.. argh..!"

Tubuhku pun lemas tidak berdaya dengan tetesan cairan putih
kemerah-merahan di vaginaku yang tumpah ke seprei, membuatku agak
panik begitu melihatnya.

"Vid..! Aku kenapa..? Kok ada.. darahnya.. juga..?"

"Ya.., memang Bu. Vagina Ibu sudah sobek. Jadi berdarah.., Ibu bukan
perawan lagi."

"Hah..? Aku tidak perawan lagi..? Kamu apain sih..!"


"Tenang Bu..! Kalau ada apa-apa, David tanggung jawab."

"Ya sudah."



Aku pun langsung lemas lagi karena tetesan itu masih mengalir. Namun
aku tidak berbuat apa-apa ketika badanku diputar posisinya hingga
aku menungging. Dan selama itu pun batang David masih tertanam pada
vaginaku sehingga terasa agak perih. David lalu memompanya lagi
kemaluannya keluar masuk vaginaku, makin lama rasa perih vaginaku
hilang karena rasa nikmat luar biasa yang kurasakan pada vaginaku.
Aku merasa kalau batang kejantanan David rasanya lebih tertusuk ke
dalam lagi hingga terasa ke perutku.



Hampir 1 jam kemudian, aku pun mengeluarkan cairan lagi yang membuat
diriku makin lemas tidak berdaya, yang mana banyak sekali cairan
putih kental seakan tidak habis-habisnya dari vaginaku, tubuhku
menjadi lunglai.

"Akh... akh.. Vid... aku keluar lagi nich..!"




Lima menit kemudian, akhirnya David pun sampai juga pada puncaknya.
Namun karena posisi tubuhku yang sudah loyo, sehingga David tidak
dapat melepaskan batang kemaluannya dari vaginaku dan secara
otomatis cairan hangat pun mengalir dengan derasnya dari penisnya
membasahi rahimku.

"Bu.., aku keluar nich..! Aku.. keluar.. argh.. argh.. tapi.. nggak
bisa dicabut dari memek Ibu.."

Aku tidak berbuat apa-apa atas tindakan david membuang sperma di
rahimku, karena rasa hangat dan nikmat yang kurasakan, aku hanya
tersenyum.

"Vid. Hangat sekali sperma kamu. Argh..!"



Setelah cairan sperma David membasahi vaginaku, dan setelah dia
mengubah posisi tubuhku, akhirnya batang kejantanannya terlepas juga
dari vaginaku. Lalu ambruklah tubuh David di atas tubuhku yang
sangat lemas. Kami pun tertidur lemas tidak berdaya.




Aku terbangun sekitar jam 06.00 pagi. Disaat terbangun, aku
terkaget-kaget melihat David, supirku sedang tertidur telanjang di
sampingku. Aku pun langsung loncat dari tempat tidurku, saat itu aku
ingin sekali membangunkan dan memarahinya, namun setelah kuingat
lagi peristiwa yang David lakukan padaku malamnya, aku malah
tersenyum senang. Lalu kudekatkan tubuhku yang juga bugil,
kusandarkan kepalaku dekat kemaluan David, lalu mulai kujilati dan
kukulum batang kejantanannya. Ada sisa-sisa sperma yang rasanya agak
asin terjilat olehku. 5 menit kemudian ketika batang David yang
hitam legam sedang kusedot-sedot, David pun terbangun, aku pun
menyudahi tindakanku.



"Akh.. Vid.. batangmu..enak..sekali, tadi malam memekku kamu..
apain..? Enak sekali deh..! Saya mau kalau kamu lakukan lagi
kapan-kapan."

"Akh.. Ibu. Kalau begitu saya siap main lagi. Semua terserah Ibu..,
tapi.. Ibu nggak marah sama David khan kalau vagina Ibu saya
rusak..?"

"Nggak Vid. Ibu malah menikmatinya. Kamu.. mau nggak nemenin Ibu
mandi..?"

"Kalau Ibu mau.., saya mah ayoo aja.."


"Yoo.. Vid..!"

Aku dan David bermain lagi di kamar mandi sekalian membersihkan
tubuh kami.



Sejak saat itu, aku dan David hampir tiap malam melakukan hubungan
suami istri. David, selain menjadi supirku kini menjadi budak nafsu
seksku, dan sudah hampir 9 bulan hubunganku dengan David. Aku pun
berharap dapat hamil dari benihnya David, supirku.

Tidak ada komentar: